Vaksin Covid-19 Astrazeneca Disebut Efektif Melawan Varian Virus Inggris

Rabu, 10 Februari 2021 - 22:10 WIB
loading...
Vaksin Covid-19 Astrazeneca...
Masih kurang jelas seberapa baik vaksin yang dikembangkan sejauh ini akan bekerja melawan beberapa varian lain yang telah muncul di seluruh dunia. / Foto: ilustrasi/City AM
A A A
OXFORD - Universitas Oxford Inggris mengungkapkan bahwa para peneliti di balik vaksin Covid-19 AstraZeneca telah menemukan jika vaksin itu efektif melawan varian virus Inggris yang sekarang dominan. Vaksin ini dinilai memiliki kemanjuran yang serupa dengan jenis virus corona baru lainnya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 kepada Nakes Lansia Dilakukan Secara Bertahap

"Data dari uji coba kami di Inggris menunjukkan bahwa vaksin tidak hanya melindungi dari virus pandemi asli, tetapi juga melindungi terhadap varian baru ," kata Andrew Pollard, kepala peneliti pada uji coba vaksin Oxford seperti dikutip Medical Xpress, Selasa (9/2).

Analisis yang mengandalkan sampel yang diambil antara Oktober dan pertengahan Januari ini, juga menunjukkan vaksin AstraZeneca dapat mengurangi durasi shedding dan viral load, yang mana dapat diterjemahkan ke dalam penularan virus berkurang.

Varian virus corona baru Inggris yang lebih menular, kali pertama muncul di tenggara Inggris pada akhir September, telah menjadi jenis yang paling umum terdeteksi pada infeksi baru di Inggris. Varian ini menyebar ke sejumlah negara lain.

Namun, masih kurang jelas seberapa baik vaksin yang dikembangkan sejauh ini akan bekerja melawan beberapa varian lain yang telah muncul di seluruh dunia, khususnya strain dari Afrika Selatan yang menimbulkan kekhawatiran.

Saat ini, para peneliti vaksin sedang mencari cara untuk memodifikasi inokulasi yang ada dengan cepat dan sederhana untuk melindungi dari varian baru.

Baca juga: 5 Makanan Ini Ternyata Bisa Menjaga Tubuh Tetap Ideal

"Kami selalu berharap bahwa saat pandemi berlanjut, varian baru akan mulai menjadi dominan di antara virus yang beredar dan pada akhirnya versi baru dari vaksin akan dibutuhkan," papar kepala penyelidik Universitas Oxford, Sarah Gilbert.
(nug)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2314 seconds (0.1#10.140)